Jumat, 03 Agustus 2018

Perempuan Tangguh




Yogyakarta, Rabu, 10 Mei 2017. Menjelang siang aku masih berputar-putar di kawasan alun-alun Kraton Ngayogyakarta. Setelah berkeliling di Kraton dan makan siang, aku beranjak untuk kembali ke tempat yang harus segera didatangi, berjalan santai menyusuri trotoar. Langkahku terhenti di depan sebuah bangunan yang sedang direnovasi, tepat di samping Museum Sonobudoyo. Terhenti setelah melihat pemandangan ini. Pengalaman langka yang pertama kalinya aku saksikan. Dua orang wanita sedang mengaduk semen dan pasir. Mohon maaf, mereka jadi pekerja bangunan. Tak ada yang salah memang dengan pekerjaan itu. Hanya saja aku dibuat takjub, pekerjaan berat yang notabene dilakukan kaum adam ini ternyata bisa dilakukan dengan baik oleh dua srikandi itu. 

Mereka, dua ibu yang tangguh. Ah, sayang aku lupa namanya. Aku sempatkan untuk berbincang dengan mereka. Ternyata mereka adalah ibu dan anak yang sama-sama menjadi tulang punggung keluarga. Kehidupan memaksa mereka untuk menjalani hal demikian. Aku bahagia Allah menuntun langkahku ke tempat ini. 

Bu, terima kasih. Dari kalian aku belajar bahwa menjadi perempuan itu harus kuat, tahan banting dan bisa diandalkan. Terima kasih untuk 'perjalanan' yang mengajarkan begitu banyak pelajaran berharga dalam hidup. Inilah bagian terindahnya berjalan kaki. Kita akan menjumpai hal-hal yang tak terduga yang tidak akan dijumpai ketika berkendara.

Jogja, I,m in love 

 


Serang, 03 Agustus 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar