Mengenal nama Wedang Ronde pertama kali dari sebuah novel yang
berlatar di daerah Jawa, entah Jawa bagian mana. Novel yang pernah saya baca
saat berseragam putih abu-abu. Saat bernekad travelling ke Jogja seorang diri
rasanya mewajibkan diri sendiri untuk mencicipi penganan yang satu ini. Akhirnya,
Selasa Malam, 09 Mei 2017, aku bisa menikmati semangkuk kecil wedang ronde
hangat di Kawasan Malioboro ditemani angin malam yang sejuk dan hiruk pikuk
Malioboro yang rasanya semakin membuat rasa cinta pada Jogja semakin membuncah.
Semangkuk kecil wedang
ronde ini dihargai Rp. 8.000, yang terdiri dari campuran air rasa jahe, kacang,
roti dan kulang-kaling (kalau tidak salah). Kesan pertama menikmati wedang
ronde dengan suasana Jawa yang sangat apa adanya mengingatkanku pada kisah yang
diceritakan dalam novel yang pernah aku baca. Aku seperti terseret pada kisah itu.
Kisah orang-orang Jawa di zaman dulu.
Ini nikmat yang luar
biasa kawan. Sudah memberanikan diri solo backpackeran ke Jogja itu sudah luar
biasa bagiku. Sesuatu yang diawali dengan nekad ternyata menarik dan penuh
kejutan.
Jogja, aku tresno.
Jogja, aku tresno.
Serang, 02 Agustus 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar