Judul
di atas tepat rasanya untuk menggambarkan
keadaan sebenarnya. Museum sesungguhnya menempati sebagian ruang di hati saya. Kecintaan
saya pada museum tumbuh sejak menjadi mahasiswi jurusan Sejarah di salah satu
perguruan tinggi Islam di Provinsi Banten. Saat itu museum menjadi bagian penting
yang tak terpisahkan dari kegiatan akademik mahasiswa jurusan Sejarah. Khususnya
museum yang ada di Provinsi Banten. Kita bisa mengenal sejarah lebih jauh salah
satunya adalah melalui kunjungan kita ke museum.
Di
semester akhir perkuliahan, tepatnya ketika sedang menyusun skripsi saya mencoba
menuliskan 100 mimpi yang ingin saya wujudkan di dalam buku diary. Ide ini
muncul setelah saya menonton sebuah video inspiratif yang menceritakan
perjalanan hidup pemuda Indonesia yang bernama Danang A. Prabowo yang sukses
meraih beasiswa ke luar negeri. Dalam video tersebut Danang menuliskan 100
mimpi yang hampir semuanya dapat ia wujudkan. Kemudian saya mencoba meniru apa
yang pemuda itu lakukan. Saya menulis 100 mimpi di awal tahun 2016. Satu persatu
mimpi yang saya tulis itu bisa saya wujudkan. Walaupun mimpi-mimpi yang saya
tuliskan adalah hanya mimpi-mimpi kecil, tapi ada kebanggan dan kebahagiaan
yang tak terhingga ketika mimpi-mimpi itu terwujud. Pada saat tulisan ini
dibuat, sudah 19 mimpi yang terwujud. Memang belum seberapa, tapi saya amat
bersyukur karena untuk mewujudkan semua itu butuh perjuangan yang keras.
Salah
satu mimpi yang saya tuliskan adalah Menjadi
Guide Museum, dan saya berhasil mewujudkan mimpi itu di tahun 2018. Saya
resmi menjadi Pemandu Museum Negeri Banten pada tanggal 28 Maret 2018. Bagi sebagian
orang mimpi ini biasa saja. Bagi saya ini mimpi yang amat luar biasa. Banyak hal
yang harus saya lakukan untuk merawat mimpi itu. Menjaganya agar tidak hilang
ditelan keputusasaan. Menjadi guide atau pemandu museum adalah pekerjaan yang
menuntut saya untuk berwawasan luas. Sehingga cita-cita museum sebagai sarana edutainment (Pendidikan dan hiduran) bagi
masyarakat bisa terwujud. Ilmu-ilmu yang saya dapatkan di bangku kuliah sangat
membantu dalam pekerjaan saya ini. Sedikitnya saya tahu mengenai deskripsi dari
koleksi-koleksi yang ada di Museum Negeri Banten karena dulu pernah
mempelajarinya di bangku kuliah. Tapi, sebagai pemandu pengetahuannya harus
lebih luas dari sebelumnya.
Satu
hal yang juga turut membantu saya terus merawat dan menjaga mimpi adalah saya
mengenal sosok Samantha Aditya Putri dalam sebuah kegiatan yang diselenggarakan
oleh IKAHIMSI (Ikatan Keluarga Mahasiswa Sejarah se-Indonesia). Gadis cantik asal
Yogyakarta ini adalah Eks Sekjen IKAHIMSI. Tak hanya cantik, Mba Sam (saya
memanggilnya) juga energik dan inspiratif. Terbukti insipirasi-inspirasi yang
ia sebarkan lewat akun media sosialnya berhasil membuat saya sabar merajut
mimpi. Mimpi menjadi pemandu museum, seperti ia yang merupakan seorang pecinta museum,
aktif dan kreatif mengembangkan museum.
Museum
di hatiku. Dulu, kini dan nanti. Semoga kedepan bisa berkontribusi banyak untuk
museum dan semakin bermanfaat untuk sesama.
Serang, 10 April 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar