Jumat, 13 April 2018

Pemandu Museum Negeri Banten


Selamat bergabung di Museum Negeri Banten Azizah…
Itulah kalimat penyambutan yang disampaikan oleh Kepala UPT. Museum Negeri Banten kala itu. sekarang sudah berjalan dua minggu kegiatanku sebagai pemandu di Museum Negeri Banten. Baru seumur jagung. Tapi, sudah cukup banyak pelajaran yang aku dapatkan selama menjadi Pemandu Museum. Banyak juga keuntungan yang bisa didapatkan, yaitu:

Pertama, mengenal banyak orang dengan beragam karakter. Bekerja sebagai pemandu museum sudah pasti setiap harinya akan bertemu dengan pengunjung yang datang dari berbagai latar belakang dan dengan karakter yang berbeda-beda. Pengunjung yang datang mulai dari anak-anak usia dini sampai dengan orang-orang dewasa dengan latar belakang pendidikan yang beragam. Keberadaan pengunjung dengan beragam profesi dan latar belakang pendidikan menuntut setiap pemandu untuk bisa menyesuaikan diri dengan karakter pengunjung. Bagaimana seharusnya bersikap dan bertutur kata pada pengunjung dari TK, SD, SLTP, SLTA, perguruan tinggi, sampai pengunjung umum harus diperhatikan, agar pengunjung tertarik dan antusias dengan apa yang ada di museum dan bisa mendapatkan pengalaman serta wawasan baru. karena sejatinya keberadaan museum beserta pemandunya adalah sebagai sarana untuk memberikan edutainment (Pendidikan dan hiburan) kepada masyarakat (pengunjung). Intinya jadi pemandu museum bisa sambil belajar jadi psikolog yang bisa memahami karakter orang lain. 

Kedua, semakin giat untuk terus belajar. Pemandu adalah bagian terpenting dari museum yang ada di garda terdepan. Baik atau buruknya citra museum di mata masyarakat ada di tangan para pemandu yang memberikan pelayanan pada pengunjung. Kepuasan pengunjung di museum juga ditentukan oleh kinerja pemandunya. Oleh karena itu, seorang pemandu dituntut untuk berwawasan luas, tidak hanya mengetahui bagaimana deskripsi dan keterangan dari koleksi-koleksi yang ada di museum, tapi juga harus lebih dari itu. Hal itulah yang mendorong saya untuk terus belajar. Membuka dan membaca kembali buku-buku yang saya punya. Semakin rajin berselancar di mesin pencarian, dan semakin terbukalah pemikiran serta wawasan saya. Menjadi pemandu museum adalah ibarat menjadi seorang marketer yang memasarkan produknya. Pemandu museum juga memasarkan dan memperkenalkan museum kepada masyarakat agar masyarakat tertarik untuk berkunjung ke museum dan tertarik untuk belajar hal-hal baru di museum. 

Ketiga, mendapatkan ilmu baru dari pengunjung. Pengunjung yang datang ke museum tidak semuanya datang dengan isi kepala kosong. Terkadang mereka datang hanya untuk melihat koleksi di museum dalam keadaan sudah memiliki pengetahuan tentang koleksi-koleksi yang ada di museum. Selain itu, beberapa pengunjung yang datang adalah orang-orang dari berbagai latar belakang pendidikan dan profesi yang berbeda-beda, dari merekalah saya bisa mendapatkan ilmu baru tentang sejarah dan budaya dari sudut pandang mereka, dan hal-hal baru yang sebelumnya tidak saya ketahui. Kami bisa saling berbagi informasi dan pengalaman seputar sejarah dan budaya di Banten. 

Keempat, semakin mahir berbicara di depan publik. Keahlian yang harus dimiliki seorang pemandu museum adalah pandai berbicara di depan umum. Setiap hari bertemu dan memandu pengunjung yang datang, setiap hari pula kita berbicara di hadapan para pengunjung. Maka semakin percaya diri dan semakin mahirlah kita berbicara dihadapan publik. 

Itulah beberapa keuntungan yang sudah saya dapatkan selama menjadi pemandu. Kedepannya semoga semakin banyak hal-hal positif yang bisa diperoleh dan bisa dibagikan pada orang lain. Menjadi pemandu museum itu menarik, asyik dan inspiratif.

Saya pernah membaca kutipan dari salah satu buku bahwa rata-rata otak kita mengingat :
10% dari apa yang kita baca,
20% dari apa yang kita dengar,
30% dari apa yang kita lihat,
50% dari apa yang kita lihat sekaligus kita dengar,
70% jika kita bicarakan dengan orang lain,
80% jika kita mengalami, dan
95% jika kita mengajarkannya kepada orang lain. 

Menurut saya kegiatan memandu di museum merupakan kegiatan mengajarkan sesuatu kepada orang lain. Maka Insya Allah otak kita akan mengingat 95%, dan ini adalah bekal untuk kita ketika usia senja menyapa. Itulah untungnya menjadi pemandu museum. bahkan dalam buku Si Anak Singkong saya menemukan sebuah quote “cara belajar yang baik adalah dengan mengajar”. Nasihat itu tepat sekali. Tentu saja tidak mesti harus menjadi pemandu museum saja ya,  kita bisa menjadi guru, dosen atau penulis. Yang terpenting adalah ilmu yang kita miliki berguna untuk orang banyak.
Semangat menginspirasi
Semangat berbagi
Semangat berkarya
Serang, 13 April 2018


Tidak ada komentar:

Posting Komentar