Selamat
bergabung di Museum Negeri Banten Azizah…
Itulah
kalimat penyambutan yang disampaikan oleh Kepala UPT. Museum Negeri Banten kala
itu. sekarang sudah berjalan dua minggu kegiatanku sebagai pemandu di Museum
Negeri Banten. Baru seumur jagung. Tapi, sudah cukup banyak pelajaran yang aku
dapatkan selama menjadi Pemandu Museum. Banyak juga keuntungan yang bisa
didapatkan, yaitu:
Pertama,
mengenal banyak orang dengan beragam karakter. Bekerja sebagai pemandu museum
sudah pasti setiap harinya akan bertemu dengan pengunjung yang datang dari
berbagai latar belakang dan dengan karakter yang berbeda-beda. Pengunjung yang
datang mulai dari anak-anak usia dini sampai dengan orang-orang dewasa dengan
latar belakang pendidikan yang beragam. Keberadaan pengunjung dengan beragam
profesi dan latar belakang pendidikan menuntut setiap pemandu untuk bisa
menyesuaikan diri dengan karakter pengunjung. Bagaimana seharusnya bersikap dan
bertutur kata pada pengunjung dari TK, SD, SLTP, SLTA, perguruan tinggi, sampai
pengunjung umum harus diperhatikan, agar pengunjung tertarik dan antusias
dengan apa yang ada di museum dan bisa mendapatkan pengalaman serta wawasan
baru. karena sejatinya keberadaan museum beserta pemandunya adalah sebagai
sarana untuk memberikan edutainment (Pendidikan dan hiburan) kepada masyarakat
(pengunjung). Intinya jadi pemandu museum bisa sambil belajar jadi psikolog
yang bisa memahami karakter orang lain.
Kedua,
semakin giat untuk terus belajar. Pemandu adalah bagian terpenting dari museum
yang ada di garda terdepan. Baik atau buruknya citra museum di mata masyarakat
ada di tangan para pemandu yang memberikan pelayanan pada pengunjung. Kepuasan
pengunjung di museum juga ditentukan oleh kinerja pemandunya. Oleh karena itu,
seorang pemandu dituntut untuk berwawasan luas, tidak hanya mengetahui
bagaimana deskripsi dan keterangan dari koleksi-koleksi yang ada di museum,
tapi juga harus lebih dari itu. Hal itulah yang mendorong saya untuk terus
belajar. Membuka dan membaca kembali buku-buku yang saya punya. Semakin rajin berselancar
di mesin pencarian, dan semakin terbukalah pemikiran serta wawasan saya. Menjadi
pemandu museum adalah ibarat menjadi seorang marketer yang memasarkan produknya. Pemandu museum juga memasarkan
dan memperkenalkan museum kepada masyarakat agar masyarakat tertarik untuk
berkunjung ke museum dan tertarik untuk belajar hal-hal baru di museum.
Ketiga,
mendapatkan ilmu baru dari pengunjung. Pengunjung yang datang ke museum tidak
semuanya datang dengan isi kepala kosong. Terkadang mereka datang hanya untuk
melihat koleksi di museum dalam keadaan sudah memiliki pengetahuan tentang
koleksi-koleksi yang ada di museum. Selain itu, beberapa pengunjung yang datang
adalah orang-orang dari berbagai latar belakang pendidikan dan profesi yang
berbeda-beda, dari merekalah saya bisa mendapatkan ilmu baru tentang sejarah
dan budaya dari sudut pandang mereka, dan hal-hal baru yang sebelumnya tidak
saya ketahui. Kami bisa saling berbagi informasi dan pengalaman seputar sejarah
dan budaya di Banten.
Keempat,
semakin mahir berbicara di depan publik. Keahlian yang harus dimiliki seorang
pemandu museum adalah pandai berbicara di depan umum. Setiap hari bertemu dan
memandu pengunjung yang datang, setiap hari pula kita berbicara di hadapan para
pengunjung. Maka semakin percaya diri dan semakin mahirlah kita berbicara
dihadapan publik.
Itulah
beberapa keuntungan yang sudah saya dapatkan selama menjadi pemandu. Kedepannya
semoga semakin banyak hal-hal positif yang bisa diperoleh dan bisa dibagikan pada
orang lain. Menjadi pemandu museum itu menarik, asyik dan inspiratif.
Saya pernah membaca kutipan
dari salah satu buku bahwa rata-rata otak kita mengingat :
10% dari apa yang kita
baca,
20%
dari apa yang kita dengar,
30%
dari apa yang kita lihat,
50%
dari apa yang kita lihat sekaligus kita dengar,
70%
jika kita bicarakan dengan orang lain,
80%
jika kita mengalami, dan
95%
jika kita mengajarkannya kepada orang lain.
Menurut
saya kegiatan memandu di museum merupakan kegiatan mengajarkan sesuatu kepada
orang lain. Maka Insya Allah otak kita akan mengingat 95%, dan ini adalah bekal
untuk kita ketika usia senja menyapa. Itulah untungnya menjadi pemandu museum. bahkan
dalam buku Si Anak Singkong saya
menemukan sebuah quote “cara belajar yang
baik adalah dengan mengajar”. Nasihat itu tepat sekali. Tentu saja tidak mesti
harus menjadi pemandu museum saja ya, kita
bisa menjadi guru, dosen atau penulis. Yang terpenting adalah ilmu yang kita
miliki berguna untuk orang banyak.
Semangat
menginspirasi
Semangat
berbagi
Semangat
berkarya
Serang,
13 April 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar