Selasa, 07 Agustus 2018

Sok Kenal Sok Dekat (SKSD) itu Perlu


SKSD Part I

Foto di atas diambil ketika pertama kali menginjakkan kaki di atas ular besi yang akan membawaku menempuh perjalanan terjauh seumur hidup. Ya, saat itu, Senin, 08 Mei 2017 untuk pertama kalinya aku akan solo backpacker ke Jogja dan sekitarnya. Ini perjalanan terjauh dan terlama yang pernah aku lalui. Dari Stasiun Pasar Senen, Jakarta menuju Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta. 

Aku tiba di Stasiun Pasar Senen sekitar Pukul 11.10 WIB. Kereta dijadwalkan akan berangkat pukul 11.20 WIB. Aku hampir terlambat. Tempat dudukku seharusnya tepat di samping jendela. Tapi ternyata sudah ditempati penumpang lain, anak-anak lebih tepatnya. Mengalah sajalah. Saat itu aku duduk di depan dan di samping satu keluarga yang hendak menuju Jawa juga. Aku lupa di stasiun mana mereka akan berhenti. Yang pasti mereka turun dari kereta lebih dulu. Keluarga yang terdiri dari ibu, anak dan nenek itu ternyata berasal dari Pandeglang, Banten. Kami satu daerah ternyata. 

Untuk perjalanan yang akan ditempuh kurang lebih selama sembilan jam, aku hanya membawa bekal makanan seadanya. Dua botol air mineral dan dua bungkus camilan. Aku tidak membawa makanan berat untuk makan siang atau makan malam. Tapi, penumpang di sampingku berbaik hati berbagi bekal denganku. Mereka membagi makanan apa yang mereka bawa. Tahu kenapa? Karena mereka baik dan aku yang kelewat SKSD alias Sok Kenal Sok Dekat. Itulah kenapa terkadang orang yang kadar SKSD-nya tinggi lebih banyak mendapatkan keuntungan. Di antaranya, bisa dapat makanan gratis dan teman baru di perjalanan. Tapi yang perlu diingat adalah SKSD-nya harus yang sesuai aturan dan sopan ya. 

Sepanjang perjalanan kami berbincang banyak hal. Keluarga, pendidikan dan lain sebagainya. Bagiku yang pertama kali bepergian jauh, seorang diri pula. Ini adalah perjalanan yang paling mengesankan. Pemandangan di luar jendela yang menakjubkan, teman duduk yang asyik dan baik, badan yang pegal karena terlalu lama duduk, suasana perjalanan yang nyaman dan penuh tantangan di depan mata. Semuanya terekam dengan baik di benakku. Kelak semuanya akan jadi cerita. Maka dari itu penting sekali cerita perjalanan itu dituliskan, agar tetap abadi, dibaca banyak orang, dan tidak hilang ditelan lupa.

Terima kasih perjalanan untuk pelajaran baiknya.
Serang, 08 Agustus 2018

1 komentar: