Senin, 22 Oktober 2018

Menyongsong Museum Milenial


Apa yang terlintas di benak anda ketika mendengar nama “museum”? Sepi, jenuh, kuno, fosil, dan masa lalu?  Ya, itulah kesan yang selalu disematkan pada museum. Namun, saat ini kesan seperti itu rasanya sudah tak lagi pantas untuk disematkan pada museum.  Karena museum masa kini sudah mulai berbenah untuk menyongsong museum milenial. Museum yang tak hanya  milik generasi masa lalu, tapi juga milik generasi masa kini dan generasi di masa mendatang. Milenial atau yang  dikenal dengan generasi Y, menurut Wikipedia adalah kelompok demografi setelah generasi X. Generasi ini lahir pada rentang tahun 1980an hingga 2000. Lalu, kenapa saat ini ramai sekali orang memperbincangkan tentang generasi milenial? apa hubungannya generasi milenial dengan museum?

Setiap tanggal 12 Oktober diperingati sebagai Hari Museum Indonesia. Hari Museum Indonesia pada tahun 2018 ini mengusung tema “Museum Kebanggaan Milenial”. Dengan tema yang kekinian ini para pengelola museum mencoba mendekatkan diri pada generasi milenial  atau generasi muda masa kini yang akrab dengan kemajuan teknologi dan informasi. Karena generasi milenial ini bisa menjadi salah satu target utama museum untuk menyongsong museum yang bisa menjadi kebanggaan masyarakat. 

Museum menurut Intenasional Council of Museum (ICOM) disebut sebagai sebuah lembaga nirlaba yang bersifat permanen yang melayani masyarakat, terbuka untuk umum, bertugas untuk mengumpulkan, melestarikan, meneliti, mengkomunikasikan, dan memamerkan warisan sejarah kemanusiaan yang berwujud benda dan tak benda beserta lingkungannya untuk tujuan pendidikan, penelitiaan, dan rekreasi. 

 Berperan sebagai sarana edukasi dan rekreasi bagi masyarakat, museum dituntut untuk terus berbenah untuk mewujudkan museum yang kekinian dan museum yang menarik bagi setiap generasi, terutama generasi milenial yang bisa menjadi potential market dalam berbagai sektor. Generasi milenial ini memiliki minat untuk melakukan eksplorasi dan travelling, cerdas, memiliki jaringan, dan juga aktif menggunakan media sosial. Oleh karena itu, ketertarikan generasi milenial terhadap museum bisa menjadi peluang besar untuk perkembangan museum. Dalam hal ini, pengelola museum harus mampu beradaptasi dengan situasi terkini, terlebih di era keterbukaan informasi dan teknologi digital mapun media sosial, sehingga dapat menarik minat generasi milenial untuk berkunjung ke museum. 

Sering munculnya anggapan mengenai museum sebagai tempat yang menjenuhkan,  sepi dan sebagainya juga menjadi tantangan bagi pengelola museum bagaimana menjadikan museum sebagai tempat yang menyenangkan untuk semua kalangan, baik untuk orang tua, pelajar, maupun anak-anak. Untuk menjawab semua tantangan tersebut, Museum Negeri Provinsi Banten (Museum Banten) sebagai museum kebanggaan masyarakat Banten saat ini terus berupaya untuk melakukan gebrakan-gebrakan baru yang inovatif dan kekinian. Dengan mengedepankan konsep museum digital—dengan tidak meninggalkan esensinya sebagai tempat menyimpan koleksi yang memiliki nilai sejarah—Museum Banten memiliki harapan bahwa peran museum sebagai sarana edukasi dan rekreasi bagi masyarakat bisa terwujud. Masyarakat tertarik untuk berkunjung ke museum, pengetahuan bertambah, memperoleh hiburan, dan tentu saja bisa berbagi hasil jepretan kamera di jejaring sosial dengan latar Museum Banten. 

Upaya yang dilakukan Museum Banten untuk mewujudkan museum yang bisa menjadi kebanggan milenial adalah dengan menampilkan museum yang bisa diterima oleh banyak kalangan, khususnya adalah oleh kalangan generasi milenial. Di antaranya adalah dengan menyajikan informasi seputar koleksi dalam bentuk media digital yang menarik berupa hologram interaktif dan virtual reality. Selain itu, ada banyak koleksi yang ditampilkan di Museum Banten yang mewakili setiap kota dan kabupaten yang ada di Provinsi Banten. Tak hanya itu, Museum Banten juga memiliki ruang pamer yang informatif yang tentunya didukung dengan teknologi multimedia yang menarik, seperti Ruang Siapa Orang Banten, Ruang Religi, dan Kids Corner yang masih dalam proses pembuatan. Selain itu ditampilkan juga Pameran Tematik atau Temporer seperti Pameran Aku dan Kenangan, Banten Negeri Maritim (on proses), dan Kriya Baduy. Apa yang dipamerkan di Museum Banten tak hanya bisa menambah pengetahuan dan menghibur pengunjung, tapi juga memiliki satu nilai plus yang selalu menjadi incaran kaum milenial, yaitu memiliki spot untuk berfoto yang instagramable. Inilah cita-cita yang sesungguhnya, menyongsong museum milenial. 

Dalam rangka memeriahkan Hari Museum Indonesia tahun 2018, Museum Banten menyelenggarakan acara yang menarik, yaitu senam bersama, tour the museum, dialog interaktif, launching film dokumenter dan doorprize. Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari kalangan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum. Sekali lagi, upaya ini dilakukan oleh Museum Banten untuk mewujudkan museum masa depan, museum yang menjadi kebanggaan milenial. Dengan tag line “Ke Museum Yuk!” seluruh museum di Indonesia mengajak masyarakat khususnya generasi milenial untuk mencintai museum, saat ini dan nanti.  

Sejatinya, bernostalgia, menembus ruang dan waktu, dan mengingat setiap hal baik yang terjadi di masa lalu adalah hal yang menarik.
Salam Museum
Salam Membumi dari Ujung Barat Pulau Jawa.
Museum di hatiku
Museum di hati kita.

Artikel ini pernah diterbitkan di Kabar Banten pada Tanggal 15 Oktober 2018. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar