Apa yang terlintas di
benak anda ketika mendengar nama “museum”? Sepi, jenuh, kuno, fosil, dan masa
lalu? Ya, itulah kesan yang selalu
disematkan pada museum. Namun, saat ini kesan seperti itu rasanya sudah tak lagi
pantas untuk disematkan pada museum.
Karena museum masa kini sudah mulai berbenah untuk menyongsong museum
milenial. Museum yang tak hanya milik
generasi masa lalu, tapi juga milik generasi masa kini dan generasi di masa
mendatang. Milenial atau yang dikenal
dengan generasi Y, menurut Wikipedia adalah kelompok demografi setelah generasi
X. Generasi ini lahir pada rentang tahun 1980an hingga 2000. Lalu, kenapa saat
ini ramai sekali orang memperbincangkan tentang generasi milenial? apa
hubungannya generasi milenial dengan museum?
Setiap tanggal 12
Oktober diperingati sebagai Hari Museum Indonesia. Hari Museum Indonesia pada
tahun 2018 ini mengusung tema “Museum Kebanggaan Milenial”. Dengan tema yang
kekinian ini para pengelola museum mencoba mendekatkan diri pada generasi
milenial atau generasi muda masa kini
yang akrab dengan kemajuan teknologi dan informasi. Karena generasi milenial
ini bisa menjadi salah satu target utama museum untuk menyongsong museum yang
bisa menjadi kebanggaan masyarakat.
Museum menurut
Intenasional Council of Museum (ICOM) disebut sebagai sebuah lembaga nirlaba
yang bersifat permanen yang melayani masyarakat, terbuka untuk umum, bertugas
untuk mengumpulkan, melestarikan, meneliti, mengkomunikasikan, dan memamerkan
warisan sejarah kemanusiaan yang berwujud benda dan tak benda beserta
lingkungannya untuk tujuan pendidikan, penelitiaan, dan rekreasi.
Berperan sebagai sarana edukasi dan rekreasi
bagi masyarakat, museum dituntut untuk terus berbenah untuk mewujudkan museum
yang kekinian dan museum yang menarik bagi setiap generasi, terutama generasi
milenial yang bisa menjadi potential
market dalam berbagai sektor. Generasi milenial ini memiliki minat untuk
melakukan eksplorasi dan travelling, cerdas, memiliki jaringan, dan juga aktif
menggunakan media sosial. Oleh karena itu, ketertarikan generasi milenial
terhadap museum bisa menjadi peluang besar untuk perkembangan museum. Dalam hal
ini, pengelola museum harus mampu beradaptasi dengan situasi terkini, terlebih
di era keterbukaan informasi dan teknologi digital mapun media sosial, sehingga
dapat menarik minat generasi milenial untuk berkunjung ke museum.
Sering munculnya anggapan mengenai
museum sebagai tempat yang menjenuhkan,
sepi dan sebagainya juga menjadi tantangan bagi pengelola museum
bagaimana menjadikan museum sebagai tempat yang menyenangkan untuk semua
kalangan, baik untuk orang tua, pelajar, maupun anak-anak. Untuk menjawab semua
tantangan tersebut, Museum Negeri Provinsi Banten (Museum Banten) sebagai
museum kebanggaan masyarakat Banten saat ini terus berupaya untuk melakukan
gebrakan-gebrakan baru yang inovatif dan kekinian. Dengan mengedepankan konsep
museum digital—dengan tidak meninggalkan esensinya sebagai tempat menyimpan
koleksi yang memiliki nilai sejarah—Museum Banten memiliki harapan bahwa peran
museum sebagai sarana edukasi dan rekreasi bagi masyarakat bisa terwujud.
Masyarakat tertarik untuk berkunjung ke museum, pengetahuan bertambah,
memperoleh hiburan, dan tentu saja bisa berbagi hasil jepretan kamera di
jejaring sosial dengan latar Museum Banten.
Upaya yang dilakukan Museum Banten
untuk mewujudkan museum yang bisa menjadi kebanggan milenial adalah dengan
menampilkan museum yang bisa diterima oleh banyak kalangan, khususnya adalah
oleh kalangan generasi milenial. Di antaranya adalah dengan menyajikan
informasi seputar koleksi dalam bentuk media digital yang menarik berupa
hologram interaktif dan virtual reality.
Selain itu, ada banyak koleksi yang ditampilkan di Museum Banten yang mewakili
setiap kota dan kabupaten yang ada di Provinsi Banten. Tak hanya itu, Museum
Banten juga memiliki ruang pamer yang informatif yang tentunya didukung dengan teknologi
multimedia yang menarik, seperti Ruang Siapa Orang Banten, Ruang Religi, dan
Kids Corner yang masih dalam proses pembuatan. Selain itu ditampilkan juga
Pameran Tematik atau Temporer seperti Pameran Aku dan Kenangan, Banten Negeri
Maritim (on proses), dan Kriya Baduy. Apa yang dipamerkan di Museum Banten tak
hanya bisa menambah pengetahuan dan menghibur pengunjung, tapi juga memiliki
satu nilai plus yang selalu menjadi incaran kaum milenial, yaitu memiliki spot
untuk berfoto yang instagramable. Inilah
cita-cita yang sesungguhnya, menyongsong museum milenial.
Dalam rangka
memeriahkan Hari Museum Indonesia tahun 2018, Museum Banten menyelenggarakan
acara yang menarik, yaitu senam bersama, tour
the museum, dialog interaktif, launching film dokumenter dan doorprize.
Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari kalangan pelajar, mahasiswa, dan
masyarakat umum. Sekali lagi, upaya ini dilakukan oleh Museum Banten untuk
mewujudkan museum masa depan, museum yang menjadi kebanggaan milenial. Dengan tag line “Ke Museum Yuk!” seluruh museum
di Indonesia mengajak masyarakat khususnya generasi milenial untuk mencintai
museum, saat ini dan nanti.
Sejatinya, bernostalgia, menembus ruang dan waktu,
dan mengingat setiap hal baik yang terjadi di masa lalu adalah hal yang
menarik.
Salam Museum
Salam Membumi dari Ujung
Barat Pulau Jawa.
Museum di hatiku
Museum di hati kita.
Artikel ini pernah diterbitkan di Kabar Banten pada Tanggal 15 Oktober 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar