Senin, 22 Oktober 2018

Mimpi Naik Pesawat


Tak ada kata lain yang paling indah selain ucapan “Alhamdulillah” sebagai bentuk rasa syukurku atas nikmat-nikmat baik yang Allah karuniakan kepadaku. Allah Maha Baik, di bulan Oktober tahun 2017 lalu aku meminta agar diberikan kesempatan untuk bisa merasakan naik pesawat (gratis), saat itu aku memintanya sembari memandang pesawat terbang di atas langit dari balik kaca jendela mobil Bus Arimbi yang aku tumpangi dari Bogor menuju Serang. Dua pesawat terbang melintas di udara, mimpi-mimpiku pun bertebaran menanti untuk segera diwujudkan. Saat itu aku meminta dengan dua tangan yang menempel di kaca jendela bus. Entahlah, penumpang yang duduk di sampingku sepertinya turut mendengarkan atau bahkan turut meng-aminkan. 

Tentang mimpi, yang aku tahu adalah setiap orang berhak untuk memiliki mimpi setinggi apapun. Bermimpi itu mudah, namun menjaga, merawat dan mewujudkannnya itulah yang berat. Perlu kekuatan hati dan tekad. Berkat kesabaranku merawat mimpi-mimpi itu, mimpi-mimpi yang dilantunkan lewat do’a di balik kaca jendela bus itu terwujud setelah dua minggu kemudian. 

Aku berkesempatan terbang di udara menggunakan pesawat dan tentu saja itu gratis. Tak hanya ongkos pesawatnya yang gratis, tapi juga biaya keseharian selama di tempat yang akan ditujupun gratis alias ditanggung pihak pemberi kesempatan. Naik pesawat, terbang di udara melintasi awan-awan, melihat lautan dan daratan dari udara, semuanya aku rasakan dengan penuh haru dan penuh rasa syukur. Aku menangis untuk kesempatan yang baik itu. Dua bulan kemudian, aku pulang dengan menumpangi pesawat lagi. Tentu saja rasanya masih tetap spesial seperti kali pertama. 

Sembilan bulan kemudian, aku mendapatkan kesempatan untuk naik pesawat gratis (lagi). Kali ini dalam rangka menjalankan tugas negara, mengenalkan Seni Kriya Baduy di Surabaya. Bagi sebagian orang mimpi ini biasa saja. Karena bagi orang yang mampu, naik pesawat itu adalah hal yang biasa dan mudah untuk dilakukan. Tapi, bagiku ini adalah mimpi besar yang betapa bahagianya aku ketika itu terwujud.


Tentang mimpi-mimpiku, akan kubuat semakin membumi, agar semesta memberkati.


Serang, 11 Oktober 2018







Tidak ada komentar:

Posting Komentar